Jakarta - Five Minutes, band yang sekarang sedang menjajal peruntungan baru setelah vakum sekian tahun, turut angkat bicara soal usulan pembatasan penyiaran lagu-lagu Indonesia lewat radio-radio di Malaysia. Band yang terdiri dari Ricky Setiawan (vokal), Ricky Tjahyadi (keyboard), Rulhilman (gitar), Drie Warnanta (bas), dan Aria Yudistira (drum) ini menyayangkan tindakan tersebut.
Asal tahu saja, seperti diberitakan oleh malaysiakini.com, Persatuan Karyawan Industri Musik Malaysia yang mengusulkan pembatasan itu. Mereka menginginkan radio-radio di Malaysia menyiarkan lagu-lagu Malaysia dan lagu-lagu Indonesia dengan perbandingan dalam persen 90:10. Mereka menyampaikan usulan tersebut kepada Menteri Tenaga, Air, dan Komunikasi Malaysia, Shaziman Abu Mansor, pada 4 September lalu di Kuala Lumpur.
Di lain pihak, banyak perusahaan telekomunikasi Malaysia yang mensponsori konser artis-artis musik Indonesia di negara tersebut. Contohnya, Maxis, DIGI, Celkom, dan Telkom Malaysia.
Five Minutes memiliki alasan untuk kecewa atas usulan itu. “Musik itu universal, bahasa budaya, mengapa harus pakai pembatasan segala. Buat gue, itu enggak masuk akal dan memiliki efek kesenjangan bagi musik itu sendiri,” ujar Ricky Tjahyadi, di Jakarta pada Selasa (9/9), dalam nada kecewa.
Lebih jauh, grup yang sedang menggarap single religi tersebut mengharapkan Pemerintah Indonesia tak membalas dengan melakukan hal yang sama, yakni membatasi artis-artis musik Malaysia yang berkarya di negeri ini. “Bagi gue, karya seni harus dihargai, di manapun karya itu berada. Pembatasan itu justru akan mengeruhkan hubungan Indonesia dengan Malaysia, tak hanya secara politis, namun juga musisinya, walaupun sekarang belum berdampak,” lanjutnya, didukung oleh para personel lain Five Minutes.
“Yang pasti, kami, musisi Indonesia, kecewa kalau usulan itu dikabulkan. Pasalnya, banyak sekali penggemar band-band Indonesia di Malaysia. Pasti semua akan berdampak kekecewaan bagi para penikmat seni musik di Malaysia,” tekannya.
0 komentar:
Posting Komentar